Tiket Film "Soegija" Ludes, Olga Lydia Terkejut
Share:
KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI
Model
sekaligus presenter, Olga Lydia, tampak hadir pada acara malam
penggalangan dana untuk Franky Sahilatua, di Bengkel Cafe, SCBD,
Jakarta, Kamis (12/8/2010) malam.
Betapa tidak, hanya dalam satu hari pemutarannya tiket film Soegija langsung ludes terjual.
"Aku dapat laporan, katanya pas diputar dari siang sampai malam sudah ditonton 100.000 orang," kata Olga usai nonton bareng film Soegija bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie Elka Pangestu di XXI Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis malam.
Olga spontan mencari tahu bioskop mana saja yang diserbu penonton Soegija.
"Di Gading tinggal tujuh tiket, MOI (Mall of Indonesia) habis diborong perusahaan yang pengin nonton bareng, PS (Plaza Senayan) juga habis. PIM (Pondok Indah Mall)? Lupakan saja, karena staf saya kebagian di baris paling depan. Mungkin masih ada di Citos (Cilandak Town Square)," kata Olga.
Yang lebih mengejutkan Olga yaitu antusias warga Semarang.
"Semarang sampai 15 Juni sudah habis semua," ujar Olga yang turut menjadi pemeran dalam film besutan Garin Nugroho itu.
Ungkapan Olga memang bukan basa-basi semata. Dari pantauan di lapangan, tiket pemutaran film Soegija di Blok M Square untuk pukul 19.00 WIB memang sudah habis terjual sejak siang hari. Sama halnya dengan Blok M Square, di Plaza Senayan sudah tak menjual tiket film Soegija untuk pukul 21.30 WIB lantaran sudah ludes sejak sore.
Menurut Olga, sejauh ini film Soegija yang disutradarai Garin Nugroho diproduksi tak bertujuan untuk mengeruk laba, namun mengangkat kisah perjuangan."Kami bukan cari keuntungan tapi cuma mau bikin film perjuangan yang baik," tekan Olga. Sultan: Soegija Pemimpin yang Berintegritas
Share:
KOMPAS/M SUPRIHADI
Film Soegija
Dalam catatan hariannya, Soegijapranata selalu
berhubungan dengan para pejuang kemerdekaan, termasuk bagaimana beliau
berkomunikasi maupun bertemu dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Sehari sebelumnya, Sultan menerima Produser Eksektif Film Soegija YI Iswarahadi SJ, produser Djaduk Ferianto, Murti Hadi Wijayanto SJ dan Tri Giovanni, serta beberapa pemain film ini, seperti Nirwan Dewanto dan Butet Kertaradjasa.
Iswarahadi mengatakan, Film Soegija mengajak masyarakat untuk mengenang dan belajar dari sejarah Indonesia pada kurun waktu tahun 1940-1949. Saat itu, Soegijapranata memperjuangkan bagaimana kemerdekaan Indonesia bisa diakui dunia internasional.
"Langkah itu dilakukan Soegijapranata melalui diplomasi diam atau silent diplomacy sehingga Vatikan menjadi negara barat pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Setelah itu, negara-negara barat lain juga terpengaruh untuk mengakui kemerdekaan Indonesia," papar Iswarahadi.
Pemeran utama Film Soegija Nirwan Dewanto mengatakan, film ini memiliki kontekstualitas dengan kondisi saat ini di mana republik ini dibentuk dari berbagai macam golongan yang memiliki sumbangan sangat besar dalam menegakkan kemerdekaan.
"Saat itu, Romo Kanjeng (Soegijapranata) di tengah kesulitannya secara tegas mendukung republik. Ini tindakan sangat berani dari seorang rohaniwan karena pada waktu itu ada anggapan kalau orang Katolik itu Belanda dan justru ketika itu Romo Kanjeng membuktikan sebaliknya," ujarnya.
Sisi paling menarik film ini bagi Nirwan adalah ketegasannya menampilkan semangat kebangsaan dan pluralisme. Poin ini sangat relevan dengan persoalan di Indonesia saat ini di mana kekerasan terhadap komunitas atau etnis tertentu masih sering terjadi.
"Film ini secara harafiah menyinggung persoalan Indonesia saat ini, contohnya kekerasan terhadap etnis Tionghoa yang hingga saat ini masih ada," kata Nirwan. http://entertainment.kompas.com/read/2012/06/08/02272653/Tiket.Film.Soegija.Ludes.Olga.Lydia.Terkejut http://entertainment.kompas.com/read/2012/06/06/11443194/Sultan.Soegija.Pemimpin.yang.Berintegritas
0 komentar:
Posting Komentar